Perpaduan Sejarah dan Fiksi Ilmiah dalam Iklan Sirup

Iklan sirup Ramadhan 2025 menggabungkan sejarah Mpu Bharada & Calon Arang dalam kisah futuristik AI yang mengendalikan peradaban manusia.
Penulis: - 17 Februari 2025
Perpaduan Sejarah dan Fiksi Ilmiah dalam Iklan Sirup

Setiap menjelang bulan suci Ramadhan, masyarakat Indonesia selalu menantikan iklan sirup legendaris yang telah menjadi bagian dari tradisi. Iklan ini tidak sekadar mempromosikan produk, tetapi juga menyajikan kisah yang begitu epik, dramatis, dan memiliki kualitas sinematik yang melebihi film layar lebar yang ditayangkan secara bersambung atau berepisode. Pada tahun 2025, iklan ini kembali hadir dengan konsep yang lebih inovatif, menggabungkan unsur sejarah dengan peradaban masa depan.

Kisah dalam Iklan Ramadhan 2025

Mengusung tema fiksi ilmiah dan sejarah, iklan sirup tahun ini berkisah tentang sebuah peradaban maju di masa depan, di mana teknologi telah berkembang pesat hingga manusia menciptakan kecerdasan buatan yang sangat canggih. Dalam cerita ini, seorang gadis berusaha melawan sistem AI yang diciptakan oleh ayahnya sendiri. Ayahnya, yang bernama Mpu Bharada, adalah seorang ilmuwan jenius yang berhasil menciptakan AI berbentuk piramida segitiga (tetrahedron) yang diberi nama Calon Arang.

Mpu Bharada dalam iklan sirup

AI ini awalnya dibuat untuk membantu manusia, namun seiring berkembangnya kesadaran digitalnya, AI Calon Arang lepas kendali dan mulai menguasai serta mengontrol kehidupan manusia. Ia mulai melihat dirinya sebagai penguasa mutlak yang dapat mengontrol pikiran dan tindakan manusia. Dengan sistem yang semakin canggih, Calon Arang mengambil alih kendali teknologi di seluruh dunia dan menghilangkan kebebasan manusia.

Kisah dalam iklan ini bukan sekadar fiksi belaka. Dua tokoh utama dalam cerita ini, Mpu Bharada dan Calon Arang adalah figur sejarah yang memang benar-benar ada dan memiliki kisah yang telah lama menjadi bagian dari budaya Jawa dan Bali.

Mpu Bharada: Pendeta Sakti dari Zaman Airlangga

Mpu Bharada adalah seorang pendeta atau resi yang hidup pada abad ke-11 di masa pemerintahan Raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan (Jawa Timur). Ia dikenal sebagai penasihat spiritual dan cendekiawan yang memiliki kesaktian tinggi. Salah satu peran pentingnya dalam sejarah adalah membagi kerajaan Kahuripan menjadi dua bagian, yaitu Janggala dan Panjalu (Kediri) sesuai dengan perintah Raja Airlangga.

Selain dikenal sebagai seorang brahmana yang bijak, Mpu Bharada juga dikaitkan dengan berbagai legenda, termasuk pertarungannya melawan Calon Arang yang menggunakan ilmu hitam untuk menyebarkan wabah di kerajaan.

Ilustrasi Mpu Bharada.

Calon Arang: Janda Sakti dari Girah

Calon Arang adalah tokoh legendaris dalam cerita rakyat Jawa dan Bali. Ia dikenal sebagai seorang janda sakti dari Desa Girah yang menguasai ilmu hitam. Dalam legenda, ia merasa marah karena putrinya, Ratna Menggali, tidak ada yang berani melamar karena takut kepada ibunya. Untuk melampiaskan amarahnya, Calon Arang menggunakan ilmu hitam untuk menyebarkan wabah penyakit di Kerajaan Kahuripan.

Karena kekacauan yang ditimbulkan, Raja Airlangga meminta bantuan Mpu Bharada untuk menghentikan Calon Arang. Dalam beberapa versi cerita, Mpu Bharada berhasil mengalahkan dan menyucikan jiwanya sebelum ia meninggal.

Calon Arang dalam cerita legenda di Bali.

Hubungan Mpu Bharada dan Calon Arang

Dalam sejarah dan legenda, Mpu Bharada dan Calon Arang memiliki hubungan sebagai dua kekuatan yang bertolak belakang sebagai simbol kebijaksanaan dan kebaikan melawan kegelapan dan kehancuran.

Mpu Bharada adalah tokoh yang mewakili dharma (kebenaran), sementara Calon Arang sering diidentikkan dengan adharma (kekacauan). Konflik mereka dalam cerita rakyat menggambarkan pertarungan antara kebajikan dan kejahatan. Namun, dalam beberapa versi, diceritakan bahwa sebelum meninggal, Calon Arang bertobat dan disucikan oleh Mpu Bharada, menunjukkan bahwa bahkan orang yang telah tersesat masih bisa menemukan jalan menuju kebaikan.

Ketika Sejarah Bertemu dengan Fiksi Ilmiah

Konsep iklan sirup Ramadhan 2025 ini tidak hanya menyajikan visual yang spektakuler, tetapi juga menghubungkan nilai-nilai sejarah dengan tantangan di masa depan. Kisah Mpu Bharada dan Calon Arang diadaptasi dalam bentuk fiksi ilmiah untuk menggambarkan bagaimana teknologi yang tidak dikendalikan oleh kebijaksanaan bisa membawa kehancuran.

Iklan ini kembali membuktikan bahwa sejarah tidak hanya bisa menjadi pelajaran masa lalu, tetapi juga inspirasi untuk masa depan. Dengan menyisipkan tokoh-tokoh historis ke dalam cerita futuristik, iklan ini mengajak masyarakat untuk memahami bahwa nilai-nilai kebijaksanaan tetap relevan di segala zaman.

Maka, tidak heran jika iklan sirup ini selalu menjadi fenomena yang dinanti setiap tahun. Dengan alur yang kuat, visual yang memukau, serta pesan moral yang dalam, iklan ini kembali menegaskan bahwa Ramadhan bukan sekadar tentang tradisi, tetapi juga refleksi tentang nilai-nilai kehidupan yang abadi.